PDM Kota Pekalongan - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Pekalongan
.: Home > Berita > Banjir 2002 Nyaris Terulang

Homepage

Banjir 2002 Nyaris Terulang

Rabu, 05-02-2014
Dibaca: 2352

DARI tiga kali banjir yang terjadi di Kota Pekalongan di awal tahun 2014. Masing-masing 17 Januari, 28 Januari dan terakhir 2 Februari 2014, banjir terakhir merupakan banjir terparah. Bahkan, banyak yang menilai banjir hari itu hampir menyamai peristiwa serupa yang terakhir, terjadi pada 2002 lalu.
Seperti diketahui, saat itu luapan sungai Pekalongan merendam hampir seluruh wilayah. Bahkan meluber hingga ke jalan raya, akan tetapi, kejadian sedahsyat itu tidak lagi terjadi selama kurang lebih 12 tahun terakhir. Karena, Pemprov Jateng melalui Dinas PSDA melakukan sudetan di sungai wilayah Kuripan, sehingga aliran air tidak lagi terkonsentrasi dalam satu titik yang mengarah ke Kota Pekalongan.
Pengamat sejarah Kota Pekalongan, Arif Dirhamsyah menuturkan, banjir terakhir yang terjadi kemarin memang hampir menyamai kejadian serupa di tahun 2002. Persamaan dua kejadian besar tersebut adalah banjir diakibatkan oleh sungai Pekalongan yang meluap.
Dari pengamatannya, pada Minggu (2/2) lalu, banjir akibat luapan sungai tidak hanya menerjang wilayah bantaran saja, tapi hampir meluber ke wilayah yang jauh dari sungai.
Dikatakannya lagi, memang cakupan area banjir yang terjadi tahun ini bisa dikatakan lebih luas dengan lebih banyak wilayah yang terendam. Tetapi tidak semua air yang menerjang di wilayah Kota Pekalongan hari itu berasal dari luapan air sungai.
Di beberapa titik, banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang tidak diimbangi dengan kondisi drainase yang baik. “Persamaannya, banjir terjadi di wilayah bantaran diakibatkan luapan air sungai. Ketinggian air yang ada, juga hampir menyamai kejadian terakhir di tahun 2002. Namun, banjir di tahun ini juga diakibatkan tingginya curah hujan dan kondisi drainase yang tidak baik. Sehingga banyak wilayah yang tergenang, karena air tak bisa mengalir dengan baik,” beber pria yang akrab disapa Dirham tersebut.
Dari catatannya, pernah terjadi beberapa kali banjir besar di Kota Pekalongan yang diakibatkan luapan air sungai. Pertama di tahun 1916, hal itu bisa dipastikan dari bukti berupa foto yang diambil oleh Meneer LH Hagerats. Selanjutnya, banjir besar juga terjadi pada tahun 1950, 1971, 1987, dan terakhir 2002 dimana dirinya mengalami secara langsung. Satu tahun setelah banjir terakhir akibat luapan sungai, Gubernur Jateng yang saat itu dijabat oleh Mardiyanto, langsung menginstruksikan untuk menyudet aliran sungai di wilayah Kuripan.
Setelah itu, praktis tak ada lagi kejadian banjir besar akibat aliran sungai. Meski beberapa kali meluap, namun banjir yang terjadi tidak separah tahun 2002 itu. Barulah pada tahun ini luapan sungai Pekalongan kembali merambah wilayah sekitarnya, bahkan meluas ke beberapa wilayah yang jauh dari bantaran sungai.
Meski sudah disudet, mengapa luapan sungai masih menerjang? menurut Dirham, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal itu terjadi. Diantaranya adalah kondisi wilayah resapan di daerah hulu yang semakin berkurang. Kondis bantaran sungai sendiri yang kini hampir rapat oleh rumah penduduk, serta perilaku masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan.
Selain itu, dirinya juga melihat pendangkalan sungai yang terjadi juga terbilang parah. Salah satu yang menjadi bukti adalah lumpur bawaan banjir tahun ini dilaporkan lebih banyak dari pada kondisi serupa di tahun-tahun sebelumnya. “Saya rasa pendangkalan yang terjadi sudah parah, sehingga normalisasi sungai menjadi sesuatu yang mendesak,” sarannya.
Dirham juga mengatakan, kejadian banjir tahun ini juga harusnya menjadi warning baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Harus ada pembenahan di segala aspek yang berhubungan dengan aliran sungai mulai dari hulu sampai ke hilir. Dirinya tak memungkiri kondisi cuaca ekstrim juga menjadi salah satu penyebab utama. Namun dengan pembenahan yang baik dan sesuai, ketinggian luapan air sungai bisa diminimalisir sehingga tak akan lagi mengulang sejarah banjir besar yang terjadi di tahun-tahun terdahulu.  (nul)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN ONLINE, 04-02-2014)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website