PDM Kota Pekalongan - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Pekalongan
.: Home > Artikel

Homepage

DARI DAKWAH SAMPAI UKHUWAH

.: Home > Artikel > PDM
23 Juli 2013 18:26 WIB
Dibaca: 2391
Penulis :

DARI DAKWAH SAMPAI UKHUWAH

 

POLA dakwah yang dilakukan Muhammadiyah selama ini harus dievaluasi karena yang tersentuh oleh gaya dakwah " Muhammadiyah hanyalah kalangan elite atau terpelajar. Evaluasi ini dilakukan dengan kemauan untuk melihat kelemahan kita sendiri secara menyeluruh, kemudian melakukan perubahan orientasi sesuai dengan gerak dinamika ummat.

 

Kegagalan dakwah Muhammadiyah ini, kata H.Edi Supardi, tokoh ICMI Kotamadya Pekalongan, dikarenakan pendekatan yang dilakukan terlalu formal sehingga hanya dapat diterima oleh mereka yang ada di masjid-masjid. Padahal, sebagian besar umat kita berada di surau-surau. Menurut ketua KADIN Kabupaten Batang ini, ada dua pola yang dapat dijadikan acuan untuk membenahi kekeliruan ini. Pertama, para dai Muhammadiyah harus turun langsung kebawah berusaha menemui mereka, bershalat jamaah bersama mereka serta mau memahami pikiran-pikiran mereka. Sedangkan yang kedua kita membikin suatu strategi agar mereka bisa kita tarik untuk masuk ke masjid-masjid dan disinilah mereka kita bina.

 

Setelah sampai disini, kita harus mau mengubah pola pendekatan yang kita lakukan. Karena selama ini kata A. Madjid Buchory, SH dosen IAIN Walisongo Pekalongan,Muhammadiyah dalam berdakwah terlampau menggunakan idiom yang sukar. Dengan menyederhanakan kerangka dakwah yang dimiliki,serta berupaya mempelajari kondisi sosial masyarakat sekitarnya, mencoba mengatasi problem-problem sosialnya dan mencarikan solusi pemecahannya.

 

Menurut Sarjana Hukum dari UGM Yogyakarta itu, Muhamraadiyah pada awalnya merupakan gerakan pembaharuan, tetapi pada perkembangan berikutnya justru mengalami kemandegan. Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan pada masa awal berdirinya, ternyata tidak mampu diteruskan oleh generasi pelanjutnya. Akibatnya Muhammadiyah tidak jauh berbeda dengan organisasi Islam lainnya.

 

Kemandegan ini terjadi, kata pengurus ICMI Kotamadya Pekalongan ini, juga ada pengaruh dari teologi yang dianut oleh Muhammadiyah yakni teologi asy'ariyah, yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Islam Indonesia. Berbeda dengan Iran misalnya perkembangan pemikiran di buka selebar-lebarnya, sehingga pemikiran Islam bisa berkembang dengan baik. Nah disini kita mesti bisa demokratis,. artinya kita mau menerima kelebihan yang dimiliki oleh pihak lain dan tidak selalu membenarkan pendapat sendiri.

 

Menurut Drs. HMA Ghofar Djawahir, untuk mengatasi kemandegan ini perlu adanya tenaga-tenaga muda Muhammadiyah yang siap kerja full time dan mereka digaji tetap tiap bulan. Dengan melakukan manajemen yang baik, organisasi Muhammadiyah akan tertata dengan rapi yang pada gilirannya akan kembali mampu menjelma menjadi organisasi yang kuat, sebagaimana amanat para pendirinya.

 

Selanjufnya, masih kata Ghofar Djawahir dalarn upaya turut serta menggalang ekonomi umat, kehadiran BPR Syariah sudah sangat mendesak. Apalagi pada tahun depan di tiap dati I akan didirikan BPR Syariah. Dengan potensi yang dimiliki oleh Muhammadiyah sebenarnya tinggal ada nya kemauan baik sajalah BPR Syariah bisa didirikan oleh Muhammadiyah.

 

Bagi warga Muhammadiyah sendiri, ternyata mereka belum siap untuk menerima kehadiran BPR Syariah, ini komentar H; Edi Supardi Koordinator orsat ICMI Kotamadya Pekalongan. Kesulitan yang akan dialami BPR syariah karena masyarakat pengguna jasanya belurn siap, apalagi agunan yang digunakan sekedar amanah. Sebelum BPR syariah didirikan, kita tata dulu moral pengguna jasa bank, sebab kecenderungan yang terjadi di masyarakat kita umumnya mengarnbil uang di bank digunakan untuk kepentingan konsumtif belaka.

 

Dengan adanya perencanaan yang rnatang, maka pengguna bank akan mendapatkan keuntungan karena dana dari bank tersebut digunakan untuk kepentingan produktif. Sebab bunga bank di Indonesia mencapai 17% pertahun, bandingkan di Jepang yang hanya 2 % pertahun atau Amerika Serikat yang 5% pertahun.

 

Ditambahkan oleh A.Madjid Buchory, pendirian BPR syariah di Pekalongan untuk saat ini terlalu dini. Sebelum didirikan kita siapkan dulu umatnya, sebab BPR syariah beda jauh dari bank-bank konvensional yang lebih dulu dikenal oleh masyarakat. Upaya memindahkan kebiasaan masyarakat dari bank konvensional ke BPR syariah membutuhkan waktu yang relatif cukup lama. Kesulitan lain yang dialami adalah karena BPR syariah menggunakan proyek pendampingan, sistem pembinaan yang terus-menerus, cermat dalam mencari partner atau nasabah serta sistem pengawasan yang baik.

 

Sementara ini kita sendiri masih kekurangan ahli di bidang moneter maupun perbankan, makanya kehadiran BPR syariah belum waktunya, demikian pendapat Drs. Mustaghfirin, kepala Kantor Departemen Agama Kotamadya Pekalongan. Dan sekarang ini kita masih bisa menggunakan jasa bank yang sudah ada, toh di bank-bank yang ada sekarang ini umat kita juga banyak. Nah yang perlu kita siapkan, kata lelaki yang aktif di Muhammadiyah waktu di Solo ini adalah mencari tenaga ahli perbankan, ekonomi, maupun moneter. Sehingga jika BPR syariah harus didirikan kita sudah memiliki sumber daya manusianya.

 

Sebagai embrio dari pendirian BPR syariah, koperasi Keluarga Sakinah yang dimiliki Muhammadiyah segera dibesarkan, kemudian memberikan pelayanan untuk simpan pinjam anggota dengan sistem bagi hasil, demikian harapan Ghofar Djawahir salah seorang ketua Yayasan Amal Mulia Pekalongan itu. Pendapat Ghofar ini, ternyata sejalan derigan pikiran H. Edi Supardi, ketua II PD Muhammadiyah Kotamadya Pekalongan bahwa pendirian koperasi Keluarga Sakinah merupakan antisipasi dalam menggalang kekuatan ekonomi umat. Sebab melalui koperasi justru gerak langkahnya akan mengalami kemudahan dan kecil akan resiko yang dihadapinya. Sebab kalau BPR yang digunakan dan gagal maka sistem ekonomi Islam akan tercoreng dan jatuh.

 

Dengan koperasi Keluarga Sakinah nantinya akan kami kembangkan ke dalam distrik-distrik usaha yang mengurusi masing-masing kegiatan, seperti pertanian, peternakan, jasa, barang-barang eletronik dan keperluan kantor serta sekolah. Nah disini nanti koperasi Keluarga Sakinah akan menjadi semacam holding company sebagaimana terjadi pada jaringan bisnis yang ada sekarang ini, demikian dikatakan oleh H. Amrizal Yasmine, ketua koperasi Keluarga Sakinah Pekalongan.

 

Ukhuwah Islamiyah

Jika kita melihat Gus Dur dan Dr. Amin Rais duduk bersebelahan dan berbincang-bincang akrab tentu kita tidak heran, tetapi harapan yang lebih dalam tentunya kita arahkan kebawah dimana umat Islam bersatu dalam derap langkah yang sama menuju satu tujuan dan satu cita-cita. Persatuan umat Islam sangatlah berarti karena tantangan yang sekarang kit a hadapi adalah kebodohan, kemiskinan dan. keterbelakangan. Menurut Madjid, kalau kita melihat 27 juta rakyat Indonesia masih hidup dalam kerniskinan, maka dapat kita simpulkan bahwa dari 27 juta orang itu, umat Islam menempati rangking pertama.

 

Dengan kenyataan itu, maka prioritas utama garapan umat Islam, khususnya ormas Islam, bagaimana berupaya mengangkat harkat dan martabat kaum kita yang masih papa itu. Masalah pcrbe daan faham dikalangan umat Islam sudah selayaknya dihentikan - ini masih kata Madjid dan ditambahkan oleh Ghofar Djawahir bahwa dalarn dunia pendidikan kita ketinggalan seratus tahun dibandingkan dengan umat lain. Jika kesadaran ini telah muncul pada para pengambil kebijaksanaan dari kalangan orrnas Islam, maka ukhuwah yang telah lama menjadi konsep bisa teraktualisasikan. Jika ada konflik yang muncul, maka janganlah disimpulkan bahwa konflik itu terjadi antar organisasi, tetapi semata-mata karena pelaku dakwah yang kebetulan aktif  dalam suatu organisasi, demikian kata Mustaghfirin. Ditambahkan dalarn berdakwah mestinya para dai tidak membawa bendera organisasi,tetapi bawalah satu nama yakni
Islam.

 

Sebab dengan bendera Islam akan memperkokoh tali ukhuwah yang sebenarnya menjadi harapan semua kaum muslim yang berpijak dengan bendera organisasi apapun. Dan tentunya sekarang ini kita mencoba menunggu, kapan persatuan dankesatuan umat Islam terwujud dan tidak hanya sekedar irnpian belaka.

Wallahu a'lam.

 

(A. Chaliq Riza, Amirul Chaq Aka, H. Amrizal Yasmine, Drs. Abuzar - PDM 1994 / 1415 H).

 

diposting dan diupload oleh tubagus ms

 

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website